DOA MAGRIBKU 1
aku menghadap pada cahaya
terang semesta raya
doa-doaku melayang di udara dan
asap kota bersamanya
ketika senja mendatangi
bangunan-bangunan dalam bayangan hitam
yang perlahan tiba
doa-doaku
(yang menuju cahaya cinta-Nya)
melayang bersama udara
dalam asap kota dan
bayangan-bayangan hitam
yang kian tiba
Jakarta, 14-11-92
DOA MAGRIBKU 2
doa magribku melayang
di udara bersih
berkas-berkas hujan yang jatuh
cinta sejati Engkau
padaku
doa magribku melayang-layang di udara
bersih dan penuh cinta
sejati
Jakarta, 22-11-92
DOA ASYARKU
doaku
berkerlipan dalam udara dan
dentam hingar-bingar
: orang bekerja terus
terus bekerja tak hentinya
hingga lupa
doaku tak ada habisnya
menyelinap dalam lipatan
kertas-kertas menggunung
suara mesin-mesin
detik halus keyboard komputer
lintasan data dari seluruh dunia
yang tak pernah senyap lagi
: orang bekerja, berniaga
berniaga, bertukar data
berkata-kata tanpa suara
doaku janganlah lenyap
hening dan lirihmu begitu saja
biarlah ada dalam dentaman
hingar-bingar
suara mesin-mesin, detik jam, faksimili
dalam kata-kata
tanpa suara
Jakarta, 26-11-92
DOA SUBUHKU
doa subuhku uap putih
yang tersisa di antara
langit dan bumi
doa subuhku larut dalam
usai tahajud para malaikat
sepanjang malam
Jakarta, 03-12-92
DOA ZUHURKU
ampunkan aku
atas zikirku yang
terbata
Jakarta, 11-12-92
DOA MAGRIBKU 3
maafkan aku
hanya terpaku menatap
tahun berganti, dan nama-Mu
dalam sebutan papan-papan iklan
suara lirih di masjid-masjid-Mu
tak semeriah hiburan dan jajanan
buka dua puluh empat jam
sehari
maafkan aku
mengeja ayat-Mu perlahan-lahan
di sudut yang ditinggalkan orang
berdoa mengharapkan kekhusyuan
(tapi batinku mengembara
di layar kaca teve, di malam-malam
berlalu dua puluh empat jam
kesia-siaan yang pernah Engkau katakan)
Jakarta, 13-12-92
DOA ISYAKU
jadikan aku hamba-Mu
yang tahu memilah waktu
peredaran bumi dan matahari-Mu
berikan aku kegairahan matahari
dan bertebaran di muka bumi-Mu
di bawah cahaya cinta-Mu
yang abadi
anugerahkan aku ketenangan
malam-malam-Mu
kenikmatan istirahat dan sujud-sujud
malamku
dalam lindungan cinta-Mu
yang abadi
Bandung, 13-12-92
ELEGI BAGI SANG KORAN
sang koran pagi-pagi
berteriak tentang perceraian
pangeran dan putri tanah seberang
memampangkan foto-foto warna
eksklusif bidikan juru foto
yang kerjanya mengintip
kerahasiaan orang
sementara orang menanti
sang koran cerita tentang penggelapan
uang negara
di halaman depan
tapi sang koran bungkam
karena bisa saja meresahkan, kan?
lebih baik halaman-halaman
diisi iklan
Bandung, 14-01-93
KORAN YANG TERTEKAN
— bagi Mochtar Lubis
sang koran tertekan
sakit gigi dan
mulut seperti dibungkam
padahal ia cuma sungkan
dalam hati bimbang
: berkata atau diam?
lalu sang koran bertanya
pada ahli psikologi
: apakah namanya penyakit sungkan
susah bicara lantang
padahal mulut lebar
turunan
si ahli berbisik
(padahal mulutnya tak kalah lebar)
: itu namanya minder, Tuan!
Bandung, 14-01-93
MENANAM SEBATANG MANGGA
— obrolan Minggu pagi dengan isteriku
menanam sebatang mangga
di halaman yang sempit
di tengah hamparan bangunan
yang kian hari meluas tak terkira
menanam sebatang mangga
sembari mengingat dongeng nenek
tentang dunia peri-peri dan alam yang berseri
cuaca hijau penuh tumbuhan
dan alam terasa segarnya
menanam sebatang mangga
membayangkan anak-anak yang bermain
di bawah rimbun daun-daunnya
(semoga, anak-anak kita
masih dapat merasakannya)
menanam sebatang mangga
mengharapkan seekor burung
bersarang dan bertelur di atasnya
dan kicauannya pagi hari
meningkahi keriuhan suara kota
menanam sebatang mangga
sambil membayangkan semua tetangga
berbuat serupa
Bandung, 04-94
DI DEPAN KAMAR OPERASI
— Fathia Ramadina
airmata jadi kristal
bening
cinta seperti melebur
dalam daun pintu yang melambai
matamu menatap lirih
ke dalam hitam mataku
cinta menggapai
airmata mengkristal
RSAI, 22 Agustus 2005
Dua Kumpulan Sajak Ready Susanto (Versi Blog)
Sunday, March 4, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment